Hampir sebagian besar keluarga di dunia kini pasti memiliki pesawat
televisi di rumah mereka. Seiring dengan perkembangan teknologi yang
semakin pesat, televisi berkembang menjadi media hiburan yang semakin
terjangkau untuk semua golongan masyarakat. Mengusung berbagai konten
menarik yang sebagian besar tersedia gratis, televisi menjadi pilihan
paling masuk akal untuk menghadirkan sedikit keceriaan di dalam rumah.
Namun siapa yang menyangka, jika “kotak ajaib” audio visual ini juga
ternyata mampu membunuh Anda secara perlahan?
angan lantas membayangkan nyawa Anda terancam karena kehadiran makhluk
menyeramkan yang keluar dari layar kaca Anda. Kita tidak sedang
membicarakan fiksi horror ala Korea. Kemampuan televisi untuk membunuh
ini didapatkan dari sebuah penelitan masif yang mampu
dipertanggungjawabkan. Dr. J. Lennert Veerman dari University of
Queensland, Australia melakukan penelitian terhadap 11.000 responden
yang berusia di atas 25 tahun tentang kebiasaan mereka menikmati
tayangan televisi. Dibandingkan dengan data populasi dan angka kematian
Australia, penelitian ini menghasilkan sebuah kesimpulan yang cukup
mengejutkan. Televisi ternyata memiliki efek yang cukup katastropik
untuk usia hidup Anda. Televisi membuatnya lebih pendek.
Hasil penelitian yang dirilis di jurnal British Journal of Sports Medicine ini menunjukkan sebuah data yang cukup kontroversial. Tenyata usia harapan hidup Anda yang berusia di atas 25 tahun akan berkurang 22 menit untuk setiap jam yang Anda habiskan menonton televisi. Tentu saja efek televisi ini tidak berasal dari dampak langsung. Pengurangan usia hidup ini lebih terjadi karena kurangnya aktivitas gerak dan kecenderungan untuk mengemil ketika menonton televisi, sehingga kemungkinan besar berujung pada obesitas. Selain itu, dampak psikologis seperti rasa kesepian, terisolasi, dan depresi juga menghantui. Bahkan bahaya yang ditampilkan oleh televisi ini disamakan dengan bahaya kesehatan yang mungkin dihasilkan oleh kebiasaan merokok.
Apakah Anda yang jarang menonton televisi lantas dapat dikatakan aman?
Tidak juga! Anda yang dituntut untuk bekerja di depan komputer selama 6
jam per hari juga berpotensi untuk meninggal40% lebih cepat
dibandingkan mereka yang tidak. Lantas apa yang harus dilakukan? Para
peneliti menyarankan aktivitas fisik yang lebih banyak, kapanpun
dimanapun. Duduk diam, makan, berbaring malas, kemudian makan kembali
setelah usia 25 tahun memang membuat malaikat kematian lebih tertarik
untuk menunggu Anda.
Bagaimana dengan Indonesia sendiri?
Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) menyatakan bahwa anak-anak Indonesia rata-rata menonton televisi
selama 30-35 jam per minggu. Jika kebiasaan ini terus dilakukan hingga
menginjak dewasa, ini berarti pengurangan masa hidup hingga 10 jam per
minggu. Wow! Tidak mengherankan jika suatu saat kita melihat usia hidup
manusia Indonesia yang memendek dari tahun ke tahun. Anak juga menjadi
sangat rentan untuk terpapar berbagai dampak psikologis yang
mengkhawatirkan jika terus melihat tayangan televisi saat ini yang harus
diakui seringkali tidak cocok dengan usia mereka. Ini adalah sebuah
wake up call yang sudah pantasnya dilihat sebagai sebuah masalah serius.
Ada baiknya kita mulai menyikapi penelitian ini dengan perubahan gaya
hidup yang lebih bijaksana. Setidaknya berkomitmen untuk menyempatkan
aktivitas fisik dan beristirahat ketika tubuh mulai merasa lelah
menonton televisi. Jangan memaksakan diri seperti wanita Taiwan yang
sempat menjadi bahan perbincangan ini. Keputusannya untuk menonton seri
drama Korea selama 70 jam non-stophampir membuat ia kehilangan kedua
matanya. Matanya yang super lelah hampir kehilangan fungsi total karena
kurangnya istirahat. Intinya, gunakan televisi dengan bijak. So people,
know your limit.
Sumber :