Kawasan Midtown, New York, Amerika Serikat akan memiliki teknologi pengurai macet yang memungkin orang mengetahui waktu dan lokasi kemacetan. Walikota Michael R. Bloomberg juga mengatakan teknologi tersebut juga bisa mengubah sinyal lampu lalu-lintas setiap kali dibutuhkan.
Teknologi yang menelan biaya 1,6 juta dolar tersebut memanfaatkan teknologi nirkabel untuk mengumpulkan data lalu lintas dari sensor-sensor gelombang mikro, kamera video, dan alat bayar elektronik yang tersebar di 23 persimpangan di 110 blok di Midtown.
Data yang terkumpul digunakan untuk mengidentifikasi tempat-tempat yang lalu lintasnya bermasalah. Dari sana mereka bisa mengubah durasi lampu lalu-lintas agar sesuai dengan kebutuhan di jalan raya. Jika lalu-lintas padat, komputer akan menyarankan pertambahan durasi lampu merah, dan petugas hanya perlu memberi persetujuan dengan menekan tombol "OK".
Data yang sama juga akan digunakan untuk pembuatan aplikasi bagi perangkat bergerak, seperti ponsel atau komputer sehingga pengguna jalan mengakses informasi jalan raya melalui perangkat yang mereka bawa. "Saya tidak ingin warga berpikir bahwa mulai besok tidak akan ada lagi kemacetan," kata Bloomberg. "Tapi kita bisa memperbaikinya. Butuh waktu untuk memperbaiki sistem."
Midtown memang sangat membutuhkan teknologi pengurai kemacetan. Bloomberg memperkirakan kemacetan yang terjadi di hari Senin mengakibatkan kerugian ekonomi kota sebesar 13 miliar dolar.
Komisioner transportasi kota Janette Sadik-Khan mengungkap bahwa New York adalah kota pertama yang menggunakan teknologi ini untuk mengurai kemacetan. Uji coba akan dilakukan dalam enam bulan mendatang menggunakan data GPS yang dikumpulkan dari taksi. Data tersebut digunakan untuk menghitung waktu tempuh ke berbagai tempat tujuan.
Data yang terkumpul digunakan untuk mengidentifikasi tempat-tempat yang lalu lintasnya bermasalah. Dari sana mereka bisa mengubah durasi lampu lalu-lintas agar sesuai dengan kebutuhan di jalan raya. Jika lalu-lintas padat, komputer akan menyarankan pertambahan durasi lampu merah, dan petugas hanya perlu memberi persetujuan dengan menekan tombol "OK".
Data yang sama juga akan digunakan untuk pembuatan aplikasi bagi perangkat bergerak, seperti ponsel atau komputer sehingga pengguna jalan mengakses informasi jalan raya melalui perangkat yang mereka bawa. "Saya tidak ingin warga berpikir bahwa mulai besok tidak akan ada lagi kemacetan," kata Bloomberg. "Tapi kita bisa memperbaikinya. Butuh waktu untuk memperbaiki sistem."
Midtown memang sangat membutuhkan teknologi pengurai kemacetan. Bloomberg memperkirakan kemacetan yang terjadi di hari Senin mengakibatkan kerugian ekonomi kota sebesar 13 miliar dolar.
Komisioner transportasi kota Janette Sadik-Khan mengungkap bahwa New York adalah kota pertama yang menggunakan teknologi ini untuk mengurai kemacetan. Uji coba akan dilakukan dalam enam bulan mendatang menggunakan data GPS yang dikumpulkan dari taksi. Data tersebut digunakan untuk menghitung waktu tempuh ke berbagai tempat tujuan.
Sumber :